Jumat, 04 September 2015

☛ Uniknya Kampung Islam 'Warna-warni' di Afrika.

jejakmasalalu68.blogspot.com © Perkampungan Melayu Islam ini menjadi titik tolak menyebarnya agama Islam di wilayah Afrika Selatan.
Pada abad 12, ketika Belanda menguasai hampir seluruh wilayah Nusantara, banyak tahanan politik dan budak diasingkan ke benua hitam, Afrika.

Orang-orang 'buangan' tersebut kemudian ditempatkan di sebuah kawasan bernama Bo-Kaap di Cape Town, Afrika Selatan. Dari generasi ke generasi, mereka beranak-pinak hingga membentuk sebuah perkampungan Melayu Islam.

Perkampungan Melayu Islam ini pula yang kemudian menjadi titik tolak menyebarnya agama Islam di wilayah Afrika Selatan. Sampai saat ini diperkirakan populasi Muslim di Afrika Selatan makin meningkat hingga mencapai 1,5 persen dari total 44 juta penduduk yang ada.

Rumah-rumah di Kampung Bo-Kaap bercorak khas, perpaduan antara gaya timur dan neoklasik. Jalan-jalannya terbuat dari batuan asli abad ke-17. Satu hal yang sangat mencolok di kampung ini adalah cat setiap rumah yang berwarna-warni.

Karena keunikannya ini Kampung Bo-Kaap dijuluki sebagai Kampung Melayu Islam warna-warni. Sesuai sejarahnya, penduduk Kampung Bo-Kaap kebanyakan keturunan pendatang dari Indonesia yang tiba di Benua Afrika 300 tahun silam.

Jika bertandang ke kampung ini, mungkin secara sepintas Anda tak akan yakin jika orang-orang di sini merupakan keturunan Melayu. Penduduk Bo-Kaap memiliki nama-nama Islami khas Melayu, namun mereka masih menggunakan nama keluarga yang kebarat-baratan akibat peraturan 2 abad lalu yang mengharuskan mereka memiliki nama yang mudah diucapkan penjajah Belanda.

Penduduk kampung ini juga tidak berbahasa Melayu, melainkan Inggris dan Afrikaans. Hanya beberapa kata Melayu saja yang masih 'diadopsi' ke dalam bahasa mereka.

Di Kampung Bo-Kaap ada sebuah bangunan ikonik yang menjadi bukti kentalnya pengaruh Islam, yakni Masjid Auwal. Masjid ini merupakan masjid tertua di antara 11 masjid lainnya yang ada. Masjid Auwal dibangun pada tahun 1978 dan menjadi simbol eksistensi umat Muslim di Afrika Selatan.

Hal unik lain yang bisa ditemui di kampung ini adalah nuansa Timur Tengah-nya yang begitu kentara. Bak kota-kota di negara Arab, kaum laki-laki di Kampung Bo-Kaap mengenakan baju gamis dan memelihara jenggot.

Sementara kaum perempuannya mengenakan abaya dan memakai hijab atau burqa sebagai penutup wajah. Gaya berpakaian semacam ini mereka terapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Ya Allah... semoga yang membaca artikel ini :
¤ Muliakanlah orangnya
¤ Yang belum menemukan jodoh semoga lekas dipertemukan
¤ Yang belum mendapatkan keturunan semoga cepat mendapatkannya
¤ Semoga tergerak hatinya untuk bersedekah
¤ Entengkanlah kakinya untuk melangkah ke masjid
¤ Bahagiakanlah keluarganya
¤ Luaskan rezekinya seluas lautan
¤ Mudahkan segala urusannya
¤ Kabulkan cita-citanya
¤ Jauhkan dari segala Musibah, Penyakit, Prasangka Keji
¤ Jauhkan dari segala Fitnah, Berkata Kasar dan Mungkar.
Aamiin ya Rabbal'alamin



Salam sayang untuk istri tercinta ... Siti Nurjanah.



 
;