jejakmasalalu68.blogspot.com © Perkampungan
Melayu Islam ini menjadi titik tolak menyebarnya agama Islam di wilayah Afrika
Selatan.
Pada abad 12, ketika Belanda menguasai hampir seluruh wilayah
Nusantara, banyak tahanan politik dan budak diasingkan ke benua hitam, Afrika.
Orang-orang 'buangan' tersebut kemudian ditempatkan di sebuah
kawasan bernama Bo-Kaap di Cape Town, Afrika Selatan. Dari generasi ke
generasi, mereka beranak-pinak hingga membentuk sebuah perkampungan Melayu
Islam.
Perkampungan Melayu Islam ini pula yang kemudian menjadi titik
tolak menyebarnya agama Islam di wilayah Afrika Selatan. Sampai saat ini
diperkirakan populasi Muslim di Afrika Selatan makin meningkat hingga mencapai
1,5 persen dari total 44 juta penduduk yang ada.
Rumah-rumah di Kampung Bo-Kaap bercorak khas, perpaduan antara
gaya timur dan neoklasik. Jalan-jalannya terbuat dari batuan asli abad ke-17.
Satu hal yang sangat mencolok di kampung ini adalah cat setiap rumah yang
berwarna-warni.
Karena keunikannya ini Kampung Bo-Kaap dijuluki sebagai Kampung
Melayu Islam warna-warni. Sesuai sejarahnya, penduduk Kampung Bo-Kaap
kebanyakan keturunan pendatang dari Indonesia yang tiba di Benua Afrika 300
tahun silam.
Jika bertandang ke kampung ini, mungkin secara sepintas Anda tak
akan yakin jika orang-orang di sini merupakan keturunan Melayu. Penduduk
Bo-Kaap memiliki nama-nama Islami khas Melayu, namun mereka masih menggunakan
nama keluarga yang kebarat-baratan akibat peraturan 2 abad lalu yang
mengharuskan mereka memiliki nama yang mudah diucapkan penjajah Belanda.
Penduduk kampung ini juga tidak berbahasa Melayu, melainkan
Inggris dan Afrikaans. Hanya beberapa kata Melayu saja yang masih 'diadopsi' ke
dalam bahasa mereka.
Di Kampung Bo-Kaap ada sebuah bangunan ikonik yang menjadi bukti
kentalnya pengaruh Islam, yakni Masjid Auwal. Masjid ini merupakan masjid
tertua di antara 11 masjid lainnya yang ada. Masjid Auwal dibangun pada tahun
1978 dan menjadi simbol eksistensi umat Muslim di Afrika Selatan.
Hal unik lain yang bisa ditemui di kampung ini adalah nuansa Timur
Tengah-nya yang begitu kentara. Bak kota-kota di negara Arab, kaum laki-laki di
Kampung Bo-Kaap mengenakan baju gamis dan memelihara jenggot.
Sementara kaum perempuannya mengenakan abaya dan memakai hijab
atau burqa sebagai penutup wajah. Gaya berpakaian semacam ini mereka terapkan
dalam kehidupan sehari-hari.
¤ Muliakanlah orangnya
¤ Yang belum menemukan jodoh semoga lekas dipertemukan
¤ Yang belum mendapatkan keturunan semoga cepat mendapatkannya
¤ Semoga tergerak hatinya untuk bersedekah
¤ Entengkanlah kakinya untuk melangkah ke masjid
¤ Bahagiakanlah keluarganya
¤ Luaskan rezekinya seluas lautan
¤ Mudahkan segala urusannya
¤ Kabulkan cita-citanya
¤ Jauhkan dari segala Musibah, Penyakit, Prasangka Keji
¤ Jauhkan dari segala Fitnah, Berkata Kasar dan Mungkar.
Aamiin ya Rabbal'alamin
Salam sayang untuk istri tercinta ... Siti Nurjanah.